Kuningan Terkini - Dampak aktivitas Keramba Jaring Apung (KJA) Waduk Darma, menjadi perhatian kita bersama untuk kembali melakukan penataan dengan program KJA Smart dan Smile melalui pengurangan dan pembatasan jumlah KJA. Demikian disampaikan Sekda Kuningan, DR. Dian Rachmat Yanuar, M.Si pada acara Rapat Koordinasi Penataan KJA dengan kepala desa, Ketua Forum KJA di ruang rapat Linggarjati, Kamis (18/08/2022).
Menurutnya, salah satu wilayah yang menjadi target Roadmap kawasan konservasi berkelanjutan adalah Perairan Umum Daratan (PUD) Waduk Darma. Hal ini menjadi prioritas karena dinamika kegiatan ekonomi, sosial dan budaya di kawasan PUD tersebut mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan perairan Waduk Darma.
“Untuk itu, perlu dilakukan penataan Waduk Darma, terutama dari aktivitas kegiatan budidaya ikan Keramba Jaring Apung,” kata Sekda menjelaskan.
BBWS kata Sekda, merekomendasikan kegiatan Usaha budidaya ikan KJA di Waduk Darma telah mengakibatkan terjadinya pengurangan volume genangan air hingga mencapai 10-20 persen, dari 40 juta meter kubik menjadi 36 juta meter kubik, bahkan bisa lebih rendah. Hal ini diduga akibat pengendapan sedimen dasar waduk dari sisa pakan ikan, kotoran ikan dan sampah rumah tangga dalam kurun waktu cukup lama.
“Dalam penanganan usaha KJA di Waduk Darma, pemerintah Kabupaten Kuingan telah mengeluarkan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 80 Tahun 2021 tentang penataan Budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA),” terangnya.
Peraturan ini tegas Sekda, sebagai upaya pengurangan dan pembatasan KJA agar terbentuk kawasan Waduk Darma Konservatif dan berkelanjutan. Penataan KJA Smart dan Smile akan berhasil dengan baik, bila Satgas didukung bersama oleh pemilik, pengelola dan penerima manfaat bendungan Waduk Darma, serta pihak terkait lainnya.
“Mari kita dukung secara bijaksana, bertanggungjawab, adil, komprehensif, partisipatif dan berkelanjutan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekitar Waduk Darma khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya,” pungkasnya.(gg)