Pemerintahan

Warga Translok Minim Perhatian Pemerintah

Tampak sejumlah warga transmigrasi lokal sedang bercengkrama di depan rumah yang sudah tidak layak huni.

Kuningan (KaTer) - Warga transmigrasi lokal (translok) Desa Mekarjaya Kecamatan Cimahi mengaku merasa dipinggirkan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan. Sebab, selami ini mereka merasa kurang mendapatkan perhatian. Hampir seluruh warga translok yang rumahnya semi permanen sudah tidak layak huni bahkan ada yang nyaris roboh.

Berdasarkan pantauan dilokasi trnslok, Hampir seluruh warga translok rumahnya semi permanen. Bahkan ada yang hampir roboh. Lantainnya pun masih ada yang beralaskan tanah. Ditambah jalan kampung tersebut rusak parah. Hal ini menggambarkan kondisi kampung translok jauh dari perhatian pemerintah setempat.

Warga setempat, Rosidin mengatakan, akibat minimnya perhatian, jumlah warga yang dulunya mencapai 200 kepala keluarga (KK), kini hanya tersisa 135 KK saja. “Mereka kebanyakan kembali lagi kedaerah asalnya. Dan rumah disinipun ditinggalkan begitu saja. Hal ini sudah berlangsung belasan tahun,” kata Rosidin saat berbincang dengan KaTer, Minggu (16/3/2014).

Rosidin menceritakan, ia dan warga lainnya bersedia jadi warga translok, karena pemerintah saat itu menjanjikan akan dibangunkan rumah bersertifikat hak milik, diberi lahan garapan berupa tanah 200 bata dan lainnya. Namun, hingga kini janji tersebut hanya sebagian yang terealisasi.

“Sampai sekarang saja, rumah kami belum bersertifikat. Apalagi lahan garapan sama sekali tak kunjung diberikan,” ujarnya.

Mewakili warga lainnya, Rosidin mengeluhkan kondisi demikian. Ia pun meminta kepada pemerintah mau mendengarkan aspirasi ini. “Mudah-mudahan para pemangku jabatan disana terenyuh hatinya. Dan mau mengunjungi kampung kami dan berdialog langsung untuk mendengarkan masalah warga translok,” harapnya. (DHE)


Fishing