Fishing

Anggota Dewan Soroti Galian Batu Cileuleuy

Parlementaria

Anggota Dewan Soroti Galian Batu Cileuleuy

Zoel Rachdi (kiri), Dede Rusliadi (Kanan).

Kuningan Terkini - Sejumlah anggota DPRD Kuningan nampaknya mulai memberikan sorotan terkait aktifitas penambangan galian batu di Desa Cileuleuy Kecamatan Cigugur. Mereka menganggap, aktifitas Galian C Cileleuy diduga illegal karena tidak memiliki izin. Para anggota dewan yang baru dilantik ini, bahkan mengusulkan agar Pemkab Kuningan melakukan evaluasi terhadap aktivitas di kawasan TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai) tersebut.

“Kecamatan Cigugur itu masuk kawasan TNGC, termasuk Desa Cileuleuy. Waktu saya masih menjabat Kadis SDAP, galian di wilayah barat tidak pernah kami izinkan karena harus selaras dengan program konservasi,” ungkap salah seorang anggota dewan Drs Ir H D Rusliadi MSi kepada KaTer, Kamis (25/9/2014).

Galian C di Cileuleuy kata Dede, masih diberikan toleransi kepada masyarakat dengan menggunakan alat manual, tidak menggunakan alat berat. Jika menggunakan alat berat, jelas tidak diperbolehkanh. Terkait reklamasi, itu merupakan kewajiban pengusaha galian, artinya tidak akan ada izin reklamasi tanpa adanya SIPD (surat izin Pertambangan Daerah).

“Tidak mungkin ada izin reklamasi tanpa SIPD. Kalaupun ada reklamasi disana (Cileuleuy, red) berupa penanaman pohon, mungkin itu inisiatif pengusahanya. Atau mungkin hukuman atas galian yang pernah dilakukan sebelumnya. Tapi bagus juga ditanami daripada ditinggalkan begitu saja,” jelas politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan.

Ditempat yang sama, politisi PDI Perjuangan lainnya, Nuzul Rachdy SE menuturkan, Jika mau melakukan eksplorasi, harus memprioritaskan kebutuhan lokal. Sebab disinyalir banyak material pertambangan yang dijual ke luar daerah. “Kalau kebutuhan lokal sudah terpenuhi, baru yang lainnya juga boleh,” ujarnya.

Selama ini kata Zul, pihaknya banyak menerima keluhan dari para pemborong terhadap mahalnya harga material. Lantaran dari luar Kuningan berani membayar mahal, material itu pun kemudian dijual ke luar.

“Nah, kami berkeinginan agar galian batu tersebut memprioritaskan kebutuhan lokal. Kalau masalah penggunaan alat berat, memang sulit dihindari. Apalagi galian secara manual risiko kecelakannya lebih tinggi. Tapi saya meminta kepada pengusaha agar jangan serta merta menggunakan banyak alat berat. Cukup untuk kebutuhan lokal saja,” pintanya.(AND)


Fishing