Fishing

Pegawai HK Ikuti Pelatihan Psikologi Remaja

Jum19042024

Last updateKam, 04 Apr 2024 4am

Bank Kuningan

 

 bjb

kater

PEMERINTAHAN - PARLEMENTARIA - POLITIK

bpkaddisdik

SOSIAL - EKONOMI - PENDIDIKAN

bjbbpr

HUKUM - PROFIL - ANEKA

OLAHRAGA - KESEHATAN - WISATA

Pegawai HK Ikuti Pelatihan Psikologi Remaja

Pelatihan Psikologi Remaja

Kuningan Terkini - Pegawai Husnul Khotimah (HK) di bawah unit pembinaan putra dan putri, mengikuti Pelatihan Psikologi Remaja, yang diselenggarakan Divisi HRD dan personalia Yayasan Husnul Khotimah, kemarin Minggu (23/05/2016). Pelatihan Psikologi Remaja yang dilaksanakan mulai pukul 13.30 – 16.00 WIB, mengangkat tema Deteksi Dini Emosi Pada Anak nan Remaja.

“Para pembina perlu meningkatkan kapasitas dalam rangka mendidik para santri, sumber perubahan sebenarnya ada di dalam hati, sehingga anak-anak perlu disentuh hatinya, dan tidak lupa bagi para pembina untuk mendoakan para santri,” kata Kepala Divisi HRD dan Personalia H. Imam Nur Suharno.

Dalam pelatihan tersebut Panitia menghadirkan Ibu Pihasniwati, S. Psi, M.A Dosen Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam pemaparannya, ia menekankan akan pentingnya deteksi dini terhadap perubahan perilaku anak dan remaja serta gejalanya. Problematika anak-anak di pesantren terjadi juga di anak-anak usia sekolah lainnya.

“Biasanya adanya permasalahan remaja di pesantren itu karena permasalahan di rumahnya belum tuntas. Seharusnya, masa kanak-kanak sudah selesai di rumah. Anak-anak yang masa kanaknya merasa kehilangan pemenuhan kebutuhan dasarya di masa awal maka manifesnya di masa remaja,” jelas Ibu yang biasa dipanggil Hasni ini.

Dikatakan, Perasaan disukai, berharga, bernilai dan aman di dalam keluarga itulah yang seharusnya ada dalam dirinya. Perasaan diabaikan akan meimbulkan adanya ruang devisit yang menuntut pemenuhan, disinilah masalah biasanya muncul. Seorang pembina perlu memilki kemampuan untuk menyentuh hati anak-anak, karena dengan hati gelombangnya akan sampai kepada mereka. Penting untuk memahami dan merasakan isi hati mereka.

“Disinilah perlunya seorang pembina banyak belajar bagaaimana psikologi remaja dengan banyak membaca jurnal psikologi atau contoh-contoh para ulama dalam pendidikan. karena pada masa remaja mereka lebih suka dipengaruhi daripada dikontrol. Kuatkan daya pengaruh, bukan daya kendali,” imbuhnya.

Diakhir paparannya, Pihasniwati menyampaikan, deteksi di awal akan memudahkan dalam penanganan remaja atau anak-anak. Apabila sudah ada gejala psikiatrik, maka harus dilakukan Psicological First Aid (pertolongan pertama secara psikologis). Santri bermasalah perlu dihubungkan dengan orang tua. Seorang pembina harus bisa melakukan DLH (Dengar, Lindungi, dan Hubungkan).

“Mendengar adalah upaya membangun kontak supaya tercapai stabilisasi, lindungi dia dengan memberi bantuan praktis dan tidak mengumbar masalah kalau perlu rujukan reveral sesuai strktur yang ada di pesantren. sementara itu dia juga harus bisa menemukan masalah dan menyampaikan kepada orang tuanya,” tandasnya. (L.hakim)

Add comment


Security code
Refresh


Fishing